Kamis, 28 Februari 2008

SEHELAI RAMBUTMU TERJATUH DIBAGIAN TENGAH SAJAKKU

Aku ingat pernah memberikanmu sebuah sajak jalanan. Mampukah kamu mengerti sajakku. Lewat semacam mantra guna-guna
Atau juga gabungkanlah dirimu dengan para bohemian di asbak tempatku membuat sajak.. Agar kau lebih paham memaknai sebuah sajak jalananku

Lewat tengah malam. Jantungku berdentum. Monolog Butet dan Putu Wijaya sedang berlangsung di Ismail Marzuqi lewat siaran TVRI. Aku masih belum bisa mengajak jantungku berdenyut. Entah kenapa hanya ada sunyi dilahap sepi dirambutmu seperti sebuah skenario sunyi. Hidupku hanya sebuah manuskrip-manuskrip sunyi yang ditulis olehmu.

Sebuah sajakku tergantung oleh sebuah papan pinjaman yang ku pinjam dari TS Eliot menempel dengan tempelan-tempelan tinta. Sembari.Wajahmu Rambutmu mendarat dikertas buram sajakku.

Kau berbisik pada sela-sela kupingku: Ada sebuah kumpulan puisi Charles Blaudiere dikafe bilangan Tua maukah kau membacakannya untukku. Diruang tamu yang pernah kau kencingi.

Tentu saja!

Kira-kira aku hanya sebatang kara. Terlahir dari buku-buku Filsafat Yunani kuno sampai Era Jean – Paul – Sartre. Apakah kau mau mendekam ke sajakku. Sehingga rambutmu tak’kan malu – malu mendarat dikertas buramku. Sekarang dan seterusnya


2007
14:54:23 Am

Kepada kesunyian yang terhormat

Mungkin disaat serigala-serigala mengadakan konser diatas gunung Nagreg
Menandakan sebuah undangan untuk kesunyian akan tiba
Yang akan merangkul geliat santri dibilik-bilik suci

Kupilih sunyi untuk merangkul keabadian
Melepaskan kenyenyakan punggung-punggung semesta
Adakah lagi?
Kesunyian diujung nafas rokokku
Lalu terkontaminasi dengan sebuah serenada jubah malam
Ternyata dirimu membantaiku juga dengan seribu kesunyian
Yang datang dari pusat segala ujung

Ingatkah dirimu disaat membenturkan diri
Kepada kesunyian yang terhormat
Berbicara disudut-sudut gunung
Melepaskan candi-candi kehidupan
Menujun kesunyian – membentuk riwayat dari baygon atau minyak wangiku

Adakah lagi?
Sebuah abjad waktu yang berbicara
Tentang keranjang sunyi yang dilahap olehmu

Maaf: kepada kesunyianmu /rokokku sebentar lagi wafat/
Terbenam oleh pucratan-pucratan matahari


2008