Aku ingat pernah memberikanmu sebuah sajak jalanan. Mampukah kamu mengerti sajakku. Lewat semacam mantra guna-guna
Atau juga gabungkanlah dirimu dengan para bohemian di asbak tempatku membuat sajak.. Agar kau lebih paham memaknai sebuah sajak jalananku
Lewat tengah malam. Jantungku berdentum. Monolog Butet dan Putu Wijaya sedang berlangsung di Ismail Marzuqi lewat siaran TVRI. Aku masih belum bisa mengajak jantungku berdenyut. Entah kenapa hanya ada sunyi dilahap sepi dirambutmu seperti sebuah skenario sunyi. Hidupku hanya sebuah manuskrip-manuskrip sunyi yang ditulis olehmu.
Sebuah sajakku tergantung oleh sebuah papan pinjaman yang ku pinjam dari TS Eliot menempel dengan tempelan-tempelan tinta. Sembari.Wajahmu Rambutmu mendarat dikertas buram sajakku.
Kau berbisik pada sela-sela kupingku: Ada sebuah kumpulan puisi Charles Blaudiere dikafe bilangan Tua maukah kau membacakannya untukku. Diruang tamu yang pernah kau kencingi.
Tentu saja!
Kira-kira aku hanya sebatang kara. Terlahir dari buku-buku Filsafat Yunani kuno sampai Era Jean – Paul – Sartre. Apakah kau mau mendekam ke sajakku. Sehingga rambutmu tak’kan malu – malu mendarat dikertas buramku. Sekarang dan seterusnya
2007
14:54:23 Am
Kamis, 28 Februari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Nice blog!
Salam kenal!
Kalo pingin join program ngeblog,posting foto,ngasih comment,nyari teman,chatting dsb. bisa dapat duit silahkan klik di sini!
Gratis dan menyenangkan!
Bisa cari teman,sahabat dan relasi sambil cari duit di internet!
* Pingin dapat duit tiap kali blog anda dibaca/dikunjungi orang tanpa perlu klik? Silahkan klik di sini!
* Pingin ngeklik dapat duit silahkan klik di sini!
Posting Komentar